Sudah selaiknya kita mengembalikan makna 'pendidikan' pada makna yang seharusnya. Iya, selama ini kita menyadari bahwa 'pendidikan' yang banyak dilakukan saat ini telah melenceng dari khittoh (garis) yang telah ditetapkan Penciptanya. Kita harus benar-benar mengembalikan makna itu sebagaimana yang semestinya, agar 'pendidikan' itu menghasilkan manusia yang manusia, yang memiliki rasa, pikir dan laku dan nilai keimanan yang luhur. Bukan menghasilkan manusia materialis, robot penyelesai tugas, sekuleris dan tak memiliki nilai-nilai kemanusiaan.
Konsep pendidikan yang banyak diterapkan saat ini tidak lain hanyalah hasil buah pikiran manusia yang diagung-agungkan secara berlebih. Yang tidak memiliki celah, dianggap sesuai untuk setiap manusia dan kemaslahatannya. Padahal?? Tidak sama sekali. Manusia tidaklah mengerti kebutuhan dirinya. Tidak mengerti kebutuhan jiwanya. Dan tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya di masa mendatang? Lantas, sampai kapan kita akan mengeluh-eluhkan konsep pendidikan buah dari pikiran manusia? Padahal sejauh ini jelas terlihat hasilnya, TIDAK BERHASIL menghasilkan MANUSIA yang MANUSIA. Apa sebabnya?? Tidak lain karena manusia telah jauh meninggalkan konsep pendidikan yang telah dirancang dan dicipta oleh Sang Maha Pencipta, Yang paling Mengetahui Manusia. Konsep pendidikan yang mampu mendidik tiga elemen penting yang dimiliki manusia, yaitu akal, ruh dan jiwa. Itu adalah tiga elemen yang bekerja secara simultan untuk benar-benar menghidupkan MANUSIA menjadi MANUSIA. MANUSIA yang berakal, MANUSIA yang berhati bersih, santun, berempati, saling menolong, ikhlas, rendah hati, peduli, berkarakter, dan MANUSIA yang mampu berinteraksi dengan Penciptanya, ALLAH SWT.
Begitulah konsep pendidikan yang seharusnya diterapkan, yaitu pendidikan yang mampu menyentuh dimensi AKAL, JIWA dan RUH agar benar-benar mampu meMANUSIAkan MANUSIA.