Solusi Mengatasi Siswa yang Kecanduan Onani atau Masturbasi
Dewasa ini, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah berkembang pesat sehingga informasi dapat dengan mudah didapatkan dan diakses melalui media massa dan elektronik. Infromasi yang berasal dari berbagai belahan dunia ada yang berdampak baik dan buruk. Hal ini mengharuskan sikap waspada dalam mencari sumber informasi.
Pelajar sebagai subjek pencari sumber informasi menjadi perhatian utama dalam proses pengawasan, pasalnya usia pelajar identik dengan usia remaja yaitu 12 – 19 tahun adalah usia yang masih muda dipengaruhi hal-hal baru. Pada abad XXI ini, pusat informasi dan teknologi dikendalikan oleh orang-orang non muslim yang banyak memberikan hal-hal negatif kepada manusia khusunya pelajar. Mereka banyak membuat situs-situs yang tidak bertanggungjawab sehingga mempengaruhi pemikiran pelajar untuk berbuat negatif seperti berpacaran, onani atau masturbasi, berhubungan seksual diluar nikah, menyalahgunakan narkoba dan bertindak kriminal.
Salah satu perilaku menyimpang yang telah disebutkan penulis adalah onani atau masturbasi. Onani atau masturbasi adalah rangsangan fisik terhadap alat kelamin untuk menghasilkan sperma dengan rasa nikmat di seluruh tubuh. Menurut penelitian di Inggris yang dipimpin oleh Dr. Polyxeni Dimitropoulou dari University of Cambridge, ia meneliti 400 orang yang telah diagnosis menderita kanker prostat dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner tersebut berisikan pertanyaan tentang aktifitas seksual yang pernah dilakukan. Hasilnya, penyebab kanker prostat yang diiadap oleh 400 orang tersebut berasal dari kebiasaannya melakukan onani atau masturbasi di masa muda. Kanker prostat adalah penyakit yang menyerang kelenjar prostat yang menyebabkan rasa sakit pada kemaluan, kesulitan buang air kecil, disfungsi ereksi(impoten/lemah syahwat). Selain menyebabkan kanker prostat, onani atau masturbasi juga menyebabkan kelainan pada psikis pelakunya seperti menjadi pelupa, cenderung menyendiri, pemalas, takut, mudah sedih dan selalu berpikiran kotor. Sebagai seorang muslim, sudah tentu mengetahui bahwa ALLAH SWT dan Nabi Muhammad melarang umatnya untuk melakukan perilaku menyimpang dan menyebabkan kerugian diri sendiri. Onani atau masturbasi adalah perilaku yang menyimpang yang dapat membahayakan kesehatan diri sendiri. Hal tersebut telah dilarang oleh ALLAH SWT dalam Al-Qur’an,
“Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barangsiapa mencari dibalik itu(zina, dsb), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-Mu’minuun: 5-7).
Tindakan pencegahan untuk melakukan onani atau masturbasi bagi generasi muda juga disampaikan Nabi Muhammad dalam haditsnya, “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” (HR. Muttafaqun’alaihi).
Solusi yang dapat dilakukan guru untuk menghadapi siswa atau pelajar yang kecanduan perilaku menyimpang tersebut adalah sebagai berikut:
1) Aspek psikomotor, menurut teori psikologi psikomotor Elizabeth B. Hurlock siswa pada usia SMP-SMA berada pada tahap remaja awal(12-13 tahun) dan remaja akhir(15-18 tahun) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Masa tumpang tindih, yaitu perpaduan masa anak-anak dan masa dewasa.
b. Masa pencarian identitas, yaitu masa pencarian prinsip dan pandangan hidup.
c. Masa perubahan, yaitu masa pertubahan kondisi fisik yang ditandai dengan pubertas dan perubahan kondisi psikis yang ditandai dengan perubahan cara berpikir.
Berdasarkan teori Elizabeth B. Hurlock tersebut, dapat diambil beberapa solusi untuk mengatasi anak yang kecanduan onani atau masturbasi sebagai berikut:
a. Siswa dianjurkan untuk melakukan banyak akftifitas bermanfaat seperti berolahraga, kegiatan pecinta alam, keorganisasian untuk mengalihkan dan mengurangi kebiasaan buruk untuk melakukan onani atau masturbasi.
b. Siswa dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung zat yang mampu merangsang libido berlebihan yaitu zat yang mampu meningkatkan gairah untuk melakukan onani atau masturbasi seperti daun sledri, tiram mentah, pisang, alpukat, almond, mangga, peach, stroberi, telur, hati, bawang putih, dan coklat.
c. Siswa dianjurkan untuk memperbanyak aktifitas puasa sunnah, sholat tahajjud, tilawah Al-Quran dan berdzikir kepada ALLAH SWT guna sebagai upaya pembiasaan aktifitas positif dan pembentukkan karakter yang takut untuk berbuat dosa.
d. Siswa dianjurkan menundukkan pandangan terhadap lawan jenis, tidak menonton acara televisi yang mempertontonkan aurat wanita. Hal ini dilakukan untuk mencegah keinginan-keinginan untuk melakukan penyimpangan seksual.
2) Aspek kognitif, menurut teori psikologi kognitif Jean Piaget, siswa dalam usia SMP dan SMA berada dalam fase pubertas yaitu pada tahap Operasional Formal (11 tahun-dewasa) yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kemampuan berpikir abstrak.
b. Mampu menarik kesimpulan dari suatu informasi.
c. Mengalami perkembangan dalam menalar, psikoseksual dan sosial.
Berdasarkan teori Jean Piaget tersebut, dapat diambil beberapa solusi untuk mengatasi anak yang kecanduan onani atau masturbasi sebagai berikut:
a. Siswa diajarkan untuk selalu berkegiatan sosial sebagai upaya mengembangkan aspek sosialnya guna mengalihkan dan mengurangi ia mengulangi perbuatan onani atau masturbasi.
b. Siswa diajak bertadabbur(mendalami makna) dan bertafakkur(berpikir mendalam) di alam bebas guna lebih mengenal kebesaran ALLAH SWT di alam semesta agar ia tersadar bahwa semua yang ia lakukan akan selalu diawasi ALLAH SWT.
c. Siswa diberikan latihan pengembangan kognitif seperti permainan teka-teki silang, sudoku dan sejenisnya guna melatih kemampuan menalar dan mengalihkan kegiatannya agar tidak mengulangi kebiasaan untuk onani atau masturbasi.
d. Siswa diberikan pengetahuan tentang onani atau masturbasi itu dilarang agama yang menimbulkan murka ALLAH SWT, serta menyebabkan penyakit kelamin jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar