Berpetak-petak gedung berjajar indah, yang di
sekelilingi pepohonan dan kebun yang indah. Asrama rasa villa. Bagiaman tidak, satu
kamar terdiri dari 4 orang siswa, 2 kamar mandi dalam, dan ruang untuk
berkumpulnya para siswa. Asrama rasa villa juga ditunjukkan dari suasana asrama,
dan fasilitas yang pas. Dingin, sejuk, rindang itu yang tergambar dar suasana
sekolah itu. Sangat tak disangka, ada sekolah yang semegah itu, berada di kaki
gunung Arjuno. Pemandangan Gunung yang bisa dinikmati setiap hari oleh siswa,
membuat mereka merasa lebih tenang untuk belajar.
Mushola yang terbangun di bagian samping sekolah,
dilengkapi dengan dipan berundak, menjadi saksi pengorbanan murid-murid untuk setor
hafalan dan berbuka puasa. Berkumpul bersama, untuk setor hafalan dan berbuka
puasa. Bangunan itu seakan menjadi saksi bisu tentang kesungguhan jihad mereka
untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Disaat semua mulai menjauh dan pergi. Disaat semua mulai meninggalkan dan berpaling. Dan disaat semua mencaci dan memaki. Masih adakah yang mengetahui? Masih adakah yang mencari? Sekelompok pemuda yang memegang erat panji Allah dan Rosul-Nya. Mereka berjanji untuk berjuang, berkorban, dan bergerak untuk meninggikan panji-panji Islam. Bukan dengan tangan kosong mereka berjuang. Bukan dengan keluhan mereka bertahan. Melainkan dengan semangat jihad fii sabiilillah, jihad fii tarbiyah (pendidikan) untuk mengembalikan kejayaan umat Islam seperti dulu kala. Pemuda itu mengambil alih perjuangan karena mereka sadar bahwa gerbong lokomotif da'wah ini akan terus melaju, melaju melintas peradaban, zaman, hingga ke negeri Surga dengan ada atau tidaknya mereka. Siapakah pemuda itu sobat? Tak inginkah diri ini menjadi pemuda itu? Pemuda yang mewarisi semangat para Nabi dan sahabat untuk menegakkan Islam di bumi Allah ini. Hingga kelak mereka akan melihat cahaya kejayaan Islam meninggi di seluruh penjuru dunia. Tiada balasan yang sepadan untuk mereka selain Surga-Nya yang kekal, penuh nikmat, permata, bidadari, dan ketenangan yang tiada pernah terbesit di hati dan dilihat oleh mata sebelumnya. Masih adakah semangat untuk menggapai Surga itu wahai sahabatku?
Iya, sekolah itu diisi oleh para pemuda yang mengazamkan diri untuk agamanya, negaranya, bangsanya, dan masyarakatnya.
Disaat semua mulai menjauh dan pergi. Disaat semua mulai meninggalkan dan berpaling. Dan disaat semua mencaci dan memaki. Masih adakah yang mengetahui? Masih adakah yang mencari? Sekelompok pemuda yang memegang erat panji Allah dan Rosul-Nya. Mereka berjanji untuk berjuang, berkorban, dan bergerak untuk meninggikan panji-panji Islam. Bukan dengan tangan kosong mereka berjuang. Bukan dengan keluhan mereka bertahan. Melainkan dengan semangat jihad fii sabiilillah, jihad fii tarbiyah (pendidikan) untuk mengembalikan kejayaan umat Islam seperti dulu kala. Pemuda itu mengambil alih perjuangan karena mereka sadar bahwa gerbong lokomotif da'wah ini akan terus melaju, melaju melintas peradaban, zaman, hingga ke negeri Surga dengan ada atau tidaknya mereka. Siapakah pemuda itu sobat? Tak inginkah diri ini menjadi pemuda itu? Pemuda yang mewarisi semangat para Nabi dan sahabat untuk menegakkan Islam di bumi Allah ini. Hingga kelak mereka akan melihat cahaya kejayaan Islam meninggi di seluruh penjuru dunia. Tiada balasan yang sepadan untuk mereka selain Surga-Nya yang kekal, penuh nikmat, permata, bidadari, dan ketenangan yang tiada pernah terbesit di hati dan dilihat oleh mata sebelumnya. Masih adakah semangat untuk menggapai Surga itu wahai sahabatku?
Iya, sekolah itu diisi oleh para pemuda yang mengazamkan diri untuk agamanya, negaranya, bangsanya, dan masyarakatnya.